"Ini menjadi bukti bahwa paradigma untuk kesempatan kerja bagi difabel harus diperluas," kata Humas Tiara Handycraft, Ade Rizal dalam surat elektorniknya diterima Antara Riau, di Pekanbaru, Minggu.
Sejumlah karya industri kreatif penyandang disabilitas --yang juga diminati pasar dalam negeri dari Aceh hingga Papua-- tersebut mendapatkan kunjungan Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa.
Ini merupakan pertemuan bersejarah bagi disabilitas Tiara Handycraft di Sidosermo Indah II No. 5 Rt. 002 Rw. 003 Wonocolo Surabaya, bersamaan peringatan Hari Disabilitas Internasional di Jawa Timur.
Dalam kunjungan kedua --setelah 2008 lalu-- tersebut, seperti disampaikan Ade Rizal, Mensos mengatakan, ada perbedaan antara Panti dan asrama disabilitas, namun penting untuk disinergikan.
Di panti, kata Mensos, alat alat produksi lebih canggih, namun kalau di Tiara, selain terus berproduksi menjawab tantangan pasar juga mempunyai segmen pasar yang luas.
"Tantangan kita adalah bagaimana kita bisa bersinergi. Oleh karena itu sejak dulu saya melatih dan mengajak yang lain sedangkan yang membuat produk bisa dari difabel mana saja, namun pemasarannya bisa di Tiara. Yang penting menjalankan distrusi barang," katanya.
Di sini, lanjutnya, selalu menjadi tempat "coaching clinic" dari berbagai produk difabel dan kita terus berinovasi dalam pelatihan kerja. Beberapa kami bina dan lakukan bersama di sini.
Mari, katanya lagi, lewat Tiara bisa menjadi wahana bersama dalam inovasi membangun masa depan difabel di dunia industri kreatif, kesempatan bekerja dan mengembangkan sosial "interpreuner".
"Untuk menjawab banyaknya difabel yang ingin bekerja dan lebih berkembang. Kami membuka divisi pelatihan sablon dan t.shirt. Dengan penambahan dan pembukaan divisi baru maka akan ada siklus 15 orang yang bisa berjalan setiap bulan. Oleh karena itu cita cita kami ingin mewujudkan ini," katanya. Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2014View the original article here
0 komentar:
Posting Komentar