Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan, klaim pengangguran Amerika Serikat yang naik ke level tertinggi dalam tiga bulan terakhir mendorong mata uang dolar AS tertekan.
"Lemahnya data ekonomi Amerika Serikat masih akan mempertahankan sentimen dolar AS melemah di kawasan Asia. Data klaim penganggguran AS naik sekitar 331.000 dari 292.000," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, data survei tingkat keyakinan konsumen dan penjualan rumah di Amerika Serikat mengalami penurunan, yang menjadi salah satu sentimen negatif bagi mata uang dolar AS.
Kendati demikian, menurut dia, laju penguatan rupiah masih tertahan dipicu oleh permintaan dolar AS di dalam negeri yang biasanya akan meningkat mendekati akhir bulan.
Sementara itu, Kepala Riset Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan laju rupiah mampu berbalik menguat sejalan dengan mata uang euro.
Secara teknikal, lanjut dia, meski rupiah masih mencoba bertahan di area positif, namun masih membutuhkan sentimen kuat lainnya untuk menjaga laju penguatannya.
Editor: Heppy RatnaCOPYRIGHT © ANTARA 2014View the original article here
0 komentar:
Posting Komentar