Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, berkurang 40 sen menjadi 73,69 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, harga penutupan terendah sejak September 2010, lapor AFP.
Patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman Januari turun 58 sen menjadi menetap di 77,75 dolar AS per barel di perdagangan London.
Pedagang mencerna sejumlah laporan dari para menteri perminyakan menjelang pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) di Wina, Kamis waktu setempat.
Pertemuan tersebut telah dinantikan mengingat penurunan 30 persen harga minyak sejak Juni.
Tetapi pada keseimbangan, komentar dari Wina "menyebabkan banyak orang percaya bahwa OPEC tidak akan melakukan apa-apa," kata Andy Lipow, kepala konsultasi Houston, Lipow Oil Associates.
Menteri Perminyakan Saudi Ali al-Naimi seperti dikutip Dow Jones Newswires mengatakan ia memperkirakan pasar minyak "nantinya menstabilkan dirinya sendiri", menunjukkan bahwa ia tidak melihat kebutuhan untuk pemotongan produksi besar.
Menteri Perminyakan Iran Bijan Namdar Zanganeh, mengatakan posisinya mirip Naimi, meskipun ia menyatakan kekhawatiran tentang melimpahnya pasokan.
"Semua ahli di pasar percaya bahwa kita memiliki kelebihan pasokan di pasar dan tahun depan kami akan memiliki lebih banyak kelebihan pasokan," kata Zanganeh.
Para analis mengatakan pernyataan terkuat dari OPEC akan memangkas pagu produksinya dari tingkat saat ini 30 juta barel per hari.
OPEC juga bisa berjanji untuk mengatasi kelebihan produksi dari para anggotanya, yang menghasilkan 30,6 juta barel per hari pada bulan lalu, menurut Badan Energi Internasional (IEA).
Sebuah pernyataan yang tidak jelas tentang peningkatan kepatuhan kuota akan berdampak kecil, kata Lipow. Tetapi sebuah janji "berani" dari OPEC dengan dukungan yang jelas dari Saudi untuk meningkatkan kepatuhan akan mengangkat harga di atas 80 dolar AS, kata dia.
"Jika OPEC tidak melakukan apa-apa, saya perkirakan harga minyak dengan sangat cepat pergi di bawah 70 dolar AS per barel untuk WTI dan bergerak turun lebih jauh di bawah 65 dolar AS menuju 60 dolar AS," katanya. (A026) Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2014View the original article here
0 komentar:
Posting Komentar